lensaperjalanan.com – Di Gunungkidul, Yogyakarta, ada satu warung sate kambing yang sudah melegenda sejak tahun 1982. Namanya Warung Sate Kambing Nongko Doyong. Tempat ini bukan cuma dikenal karena rasanya, tapi juga sejarahnya yang panjang dan keunikannya.

Asal Usul Nama “Nongko Doyong”

Kenapa namanya unik? “Nongko Doyong” berasal dari sebuah pohon nangka (nongko dalam bahasa Jawa) yang tumbuh miring (doyong) ke arah utara, tepat menghadap ke arah warung ini. Dulu, warung ini hanya berupa bangunan sederhana dan belum ada listrik. Bahkan di awal-awal, penerangannya masih menggunakan lampu patromak.

Menu yang Tetap Konsisten dari Dulu Hingga Sekarang

Meski zaman terus berubah, menu andalan di sini tetap dipertahankan sejak zaman Simbah. Pilihannya antara lain:

  • Sate kambing

  • Tongseng daging

  • Gule kambing

  • Tengkleng (terbatas, hanya dari satu ekor kambing per hari)

Semua bahan yang digunakan berasal dari kambing muda yang sehat dan gemuk agar menghasilkan daging yang empuk dan lezat.

Proses Memasak Tradisional yang Bikin Rindu

Di dapur, seluruh bagian kambing dipakai, tapi untuk sate biasanya diambil dari bagian paha dan punggung (lulur). Sate dibakar hingga tingkat kematangan yang pas, juicy, dan bumbunya tidak cuma kecap, tapi juga diberi kuah gule yang mengental. Hasilnya? Rasa yang dalam dan nendang!

Baca Juga

Nasi Penggel: Bulatan Nasi Penuh Rasa dari Kebumen

Harga Bersahabat, Porsi Memuaskan

Harga di sini sangat terjangkau untuk rasa dan porsi yang ditawarkan:

  • Paket sate kambing: Rp30.000 (sudah termasuk nasi dan minum)

  • Tongseng: Rp30.000

  • Gule: Rp30.000

  • Tengkleng: Rp40.000

Semua paket sudah termasuk nasi dan minuman, jadi kamu tinggal duduk manis dan nikmati saja.

Tongseng, Gule, dan Tengkleng: Kuahnya Bikin Nagih!

Setiap menu berkuah di sini punya karakteristik sendiri. Tongseng punya rasa gurih sedikit manis dengan kuah kental dan tambahan bawang goreng. Gule-nya adalah inti dari semuanya—kuah dasar yang juga dipakai di tongseng dan tengkleng. Sementara itu, tengkleng-nya punya kuah creamy dan kaya rempah, lengkap dengan potongan cabai dan lada.

Yang istimewa, kuah tengkleng ini terasa lebih berani dalam bumbu, gurih, dan sama sekali tidak bau prengus. Dagingnya empuk dan meresap sempurna.

Tambahan Sendiri Sesuai Selera

Kalau merasa kuah kurang asin atau ingin lebih pedas, kamu bisa minta tambahan garam, lada, atau bahkan cabe rawit utuh yang bisa langsung dicelupkan ke dalam kuah. Fleksibel dan sesuai selera masing-masing!

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *