Restoran Rasa Rumah di Depok: Omah Jangan Diam Terus
lensaperjalanan.com – Restoran hidden gem ini menawarkan pengalaman kuliner dengan nuansa pedesaan yang tenang, asri, dan bikin betah. Dari luar memang tampak sederhana, tapi begitu masuk ke dalam, kamu akan disambut dengan halaman hijau yang luas, area duduk lesehan di saung bambu, dan berbagai hidangan khas Nusantara yang menggugah selera. Cocok banget buat makan bareng keluarga, quality time sama pasangan, atau sekadar healing sambil menikmati makanan rumahan yang nikmat.
Akses Lokasi yang Tersembunyi
Untuk menemukan tempat ini, diarahkan lewat patokan TK Islam Terpadu Ciara. Dari situ, tinggal masuk ke dalam gang kecil dan akan ketemu rumah makan yang tanpa plang—semakin mempertegas statusnya sebagai tempat tersembunyi. Tapi jangan khawatir, jika sudah reservasi, kalian akan dikirimi peta lokasi dan arahan parkir.
Masuk Dapur: Menu Spesial Hari Ini
Begitu sampai, langsung ke area dapurnya yang terbuka alias outdoor kitchen. Hari ini menu yang tersedia hanya dua:
-
Ayam Rimo-Rimo, makanan khas Maluku
-
Bebek Songkem, khas dari Madura
Ayam Rimo-Rimo adalah hasil dari perjalanan kreatif para pemiliknya yang bersepeda ke Maluku selama 8 bulan. Mereka mendapatkan resep langsung dari Mama Norma di sana. Sementara Bebek Songkem dimasak dengan metode kukus menggunakan pelepah pisang selama 4 jam, dan dimasak menggunakan kayu bakar tradisional—benar-benar autentik.
Filosofi Nama dan Konsep Ruang Kreatif
Nama “Omah Jangan Diam Terus” ternyata punya filosofi unik. Tempat ini bukan sekadar restoran, melainkan sebuah ruang kreatif hasil dari perjalanan dan eksplorasi para pemiliknya, Mas Raffi dan Mas Bowo. Mereka adalah para pegiat sepeda yang sering melakukan perjalanan untuk belajar budaya kuliner lokal. Dari sinilah ide untuk menghadirkan menu-menu khas dari berbagai daerah lahir.
Selain makanan, mereka juga menawarkan layanan desain dan konstruksi, karena keduanya memiliki latar belakang teknik sipil. Bahkan mereka mengadakan open trip lokal dan internasional yang bertujuan ke ruang-ruang kreatif di berbagai tempat seperti Thailand dan Vietnam.
Proses Masak yang Idealis dan Estetik
Yang menarik lagi, proses penyajian makanan di sini sangat memperhatikan nilai-nilai lokal. Ayam Rimo-Rimo disajikan di dalam bambu, sementara alat penyajian lainnya juga autentik dari Maluku seperti saloy—keranjang khas yang biasa digunakan untuk panen pala.
Untuk harga, Bebek Songkem dibanderol Rp60.000 dan Ayam Rimo-Rimo Rp65.000, termasuk nasi. Semua dimasak dengan metode slow cooking, tanpa stok harian, sehingga harus pesan dari H-1 agar bahan bisa dibelanjakan dan diproses segar.
Maksimal 35 Orang, Wajib Reservasi
Restoran ini bisa menampung hingga 35 orang per sesi, dan biasanya hanya buka dari jam 12.00 sampai 21.00 malam, tutup setiap hari Senin. Karena eksklusivitas dan keterbatasan porsi, reservasi sangat disarankan.
Waktu Makan: Cita Rasa yang Kaya dan Lembut
langsung cobain Bebek Songkem terlebih dulu. Bebeknya disajikan dengan sambal mangga, daun kemangi, dan sayuran rebus, lengkap dengan serundeng kelapa di atas nasi aromatik. Daging bebeknya lembut banget karena dimasak dalam waktu lama, rasanya gurih dan sedikit pedas—sempurna!