Solo, kota yang terkenal dengan kekayaan kulinernya, memiliki banyak tempat makan legendaris yang wajib dikunjungi. Salah satunya adalah Warung Sate Kambing Bu Haji Bejo, yang telah berdiri lebih dari 50 tahun dan terus mempertahankan cita rasa khasnya. Berlokasi di pusat kota, warung ini selalu ramai dikunjungi pecinta kuliner, terutama saat jam makan siang dan akhir pekan. Menu andalannya, seperti sate buntel, tengkleng, dan tongseng, menawarkan kelezatan daging kambing yang empuk dengan bumbu yang meresap sempurna. Dengan suasana warung yang sederhana namun nyaman, pengalaman menikmati hidangan di sini menjadi semakin istimewa.

Keramaian Warung Sate Bu Haji Bejo

Warung Sate Kambing Bu Haji Bejo yang berlokasi di Kota Solo selalu ramai oleh pengunjung, terutama saat jam makan siang dan akhir pekan. Dalam sehari, warung ini bisa menghabiskan sekitar 15 ekor kambing, bahkan bisa mencapai 20 ekor saat akhir pekan.

Menu Andalan: Sate Buntel dan Tengkleng

Dua menu andalan di warung ini adalah sate buntel dan tengkleng. Sate buntel di sini terkenal dengan ukuran yang besar dan rasanya yang lezat, sementara tengkleng hadir dalam dua varian, yaitu tengkleng biasa dengan kuah bening dan tengkleng masak yang dibumbui kembali.

Tengkleng: Gurih dan Menggoda

Tengkleng yang disajikan di sini terdiri dari tulang-tulang kambing yang masih memiliki daging. Ada dua jenis tengkleng yang bisa dipilih:

Tengkleng Biasa – Memiliki kuah bening tanpa tambahan bumbu tambahan.

Tengkleng Masak – Dibumbui kembali dengan kecap dan rempah khas sehingga lebih kaya rasa.

Harga satu porsi tengkleng masak adalah Rp70.000, cukup untuk dua orang karena porsinya yang besar.

Sate Buntel dan Tengkleng

Sate Buntel: Kelezatan yang Tidak Mengecewakan

Sate buntel merupakan salah satu menu favorit yang banyak dicari. Sate ini dibuat dari daging kambing cincang yang dibalut dengan lemak, kemudian dipanggang hingga matang sempurna. Satu porsi sate buntel berisi dua tusuk dan dibanderol dengan harga Rp75.000.

Kelezatan yang Tidak Mengecewakan

Sejarah dan Keunikan Warung Bu Haji Bejo

Warung ini telah berdiri lebih dari 50 tahun. Awalnya, pemiliknya berjualan keliling menggunakan pikulan sebelum menetap di lokasi saat ini sejak tahun 1999. Warung ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, kecuali saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Proses Memasak yang Menggugah Selera

Di dapur warung ini, proses memasak selalu sibuk dengan berbagai menu, mulai dari sate, tengkleng, hingga gulai. Beberapa ciri khas dari warung ini antara lain:

Menggunakan daging segar, bukan daging yang telah dibekukan.

Proses memasak yang teliti, dengan bumbu khas yang telah digunakan sejak tahun 1970-an.

Menggunakan kecap lokal Lombok Gandaria, yang memberikan cita rasa khas pada sate dan tengkleng.

Proses Memasak yang Menggugah Selera

Sensasi Menikmati Hidangan

Saat menikmati sate buntel, kombinasi daging lembut dan letupan lemak tipis di dalamnya menciptakan sensasi rasa yang luar biasa. Sementara itu, tengkleng yang dimasak dengan bumbu rempah menghasilkan rasa gurih yang menggoda. Tulang-tulang mudanya pun mudah dikunyah, menambah kenikmatan tersendiri.

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *