Yogyakarta, lensaperjalanan.com – Bangsal Kencana, yang berarti “bangsal keemasan,” merupakan salah satu bangunan utama di Keraton Yogyakarta. Dinamakan demikian karena sebagian besar struktur kayunya dilapisi emas (prada berbahan emas). Bangunan ini berfungsi sebagai tempat singgasana Sultan serta lokasi berbagai upacara penting dalam lingkungan keraton.
Bangsal Kencana didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1719 Jawa (1792 Masehi). Keberadaan bangunan ini ditandai dengan candrasengkala Trus Satunggal Panditaning Rat, yang bermakna kesatuan antara Sultan sebagai pemimpin dan rakyatnya. Bangsal ini juga melambangkan Manunggaling Kawula-Gusti, yang berarti kesatuan antara raja dan rakyat.
Bangsal Kencana digunakan dalam berbagai acara penting, seperti upacara sungkeman dan ngabekten yang dilakukan oleh para abdi dalem pada hari-hari besar, termasuk perayaan Idulfitri. Selain itu, bangunan ini juga menjadi tempat diadakannya acara adat dan prosesi kerajaan lainnya.
Arsitektur Bangsal Kencana
Bangsal Kencana dibangun dengan gaya Joglo Mangkurat, yang merupakan salah satu bentuk arsitektur khas Jawa. Bangunan ini memiliki struktur utama berbentuk joglo dengan tiang-tiang penyangga. Namun, seiring waktu, beberapa penambahan elemen dilakukan untuk memperkuat dan memperindah bangunan, terutama pada masa kolonial Belanda.
Penambahan Struktur Bangunan
-
Emper (serambi tambahan)
Emper ditambahkan di sisi bangunan untuk memberikan perlindungan dari panas matahari dan hujan. Langit-langit emper diberi elemen plafon baru berwarna putih, menciptakan tampilan yang lebih bersih dan rapi. -
Kuncungan (teras beratap)
Pada bagian timur bangunan, ditambahkan kuncungan yang berfungsi sebagai pelindung tambahan dan mempercantik struktur keseluruhan bangunan. -
Tiang besi penopang
Semua penambahan emper ditopang dengan tiang besi untuk memperkuat struktur. Penambahan ini juga memberikan keseimbangan visual pada bangunan utama. -
Kaca patri berlambang Keraton Yogyakarta
Di bagian barat bangunan, ditambahkan kaca patri yang membentuk lambang Keraton Yogyakarta. Elemen ini menambah unsur artistik dan simbolis pada bangunan. -
Lantai marmer
Lantai Bangsal Kencana terdiri dari dua bagian, yaitu lantai dasar dan lantai utama. Keduanya menggunakan marmer putih yang memberikan kesan mewah dan elegan. -
Tiang dan ukiran bernuansa Hindu-Buddha
Tiang-tiang bangunan dihiasi dengan ukiran bercorak Hindu-Buddha, seperti motif Putri Mirong, Padma, dan Praban. Hal ini mencerminkan pengaruh seni tradisional yang kaya dalam budaya Jawa.
Fungsi Bangsal Kencana
Bangsal Kencana memiliki berbagai fungsi, baik dalam kehidupan kerajaan maupun dalam penyelenggaraan acara kebudayaan.
-
Tempat Singgasana Sultan
Di dalam Bangsal Kencana, Sultan bertakhta menghadap ke timur, ke arah matahari terbit. Posisi ini melambangkan kekuasaan Sultan yang kuat dan bijaksana, seperti matahari yang memberikan cahaya kepada rakyatnya. -
Menyambut tamu agung
Bangsal Kencana sering digunakan untuk menerima tamu agung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai bagian dari tradisi keraton, penyambutan dilakukan dengan tata cara adat yang penuh keagungan. -
Penyelenggaraan upacara kerajaan
Berbagai upacara adat, seperti pernikahan, khitanan keluarga kerajaan, serta pementasan seni budaya seperti wayang orang dan tari tradisional, sering diadakan di Bangsal Kencana. -
Tempat audiensi Sultan
Sultan menerima para abdi dalem, pejabat, serta kerabat kerajaan di Bangsal Kencana. Pada momen tertentu, seperti setelah perayaan Idulfitri, abdi dalem dan masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan penghormatan dan permohonan maaf kepada Sultan.
Baca Juga :
Restoran di Jogja : Nikmati Hidangan Lezat dan Suasana Unik di 10 Tempat Terbaik
Bagian-Bagian Bangsal Kencana dan Keraton
Bangsal Kencana merupakan bagian dari kompleks Keraton Yogyakarta, yang terdiri dari berbagai area penting dengan fungsi masing-masing.
1. Bagian Depan
Bagian depan merupakan area pertama yang menyambut tamu sebelum memasuki kompleks utama keraton.
-
Gladhag Pangurakan
Gerbang utama yang berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam keraton. Gerbang ini menjadi simbol perbatasan antara dunia luar dan lingkungan keraton. -
Alun-alun Lor
Terletak di utara keraton, alun-alun ini digunakan sebagai tempat berbagai upacara penting, termasuk upacara Grebeg yang merupakan tradisi kerajaan. -
Masjid Gedhe
Masjid utama keraton yang terletak di sisi barat alun-alun lor. Masjid ini digunakan sebagai tempat ibadah bagi keluarga kerajaan dan masyarakat sekitar.
2. Bagian Inti
Bagian inti merupakan area utama dalam kompleks keraton, tempat berbagai kegiatan penting kerajaan berlangsung.
-
Bangsal Pagelaran
Bangunan ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya para penggawa kasultanan ketika menghadap Sultan dalam upacara resmi. -
Sitihinggil
Area yang digunakan untuk upacara adat dan prosesi kerajaan. Letaknya yang lebih tinggi melambangkan kedudukan Sultan yang luhur. -
Kamandungan Lor
Bangunan ini berada di sebelah utara Bangsal Kencana dan menjadi bagian dari jalur utama dalam kompleks keraton. -
Sri Manganti
Digunakan sebagai tempat menerima tamu kerajaan, serta lokasi pementasan seni budaya yang memperkenalkan kekayaan tradisi Jawa. -
Kedhaton
Merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan. Di dalamnya terdapat beberapa bagian, seperti Keputren (kediaman istri Sultan) dan Kesatrian (tempat tinggal putra raja). -
Kemagangan
Area ini digunakan untuk penerimaan dan pelatihan abdi dalem. Para calon abdi dalem harus melalui berbagai tahap ujian sebelum diterima secara resmi. -
Sitihinggil Kidul
Tempat Sultan menyaksikan latihan prajurit perempuan serta persiapan upacara Grebeg.
3. Bagian Belakang
Bagian belakang keraton memiliki peran penting dalam koneksi dengan dunia luar.
-
Alun-alun Kidul
Terletak di selatan keraton, alun-alun ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan hiburan dan acara tradisional. -
Plengkung Nirbaya
Gerbang utama yang menjadi jalur utama menuju makam raja-raja di Imogiri.
Bangsal Kencana bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol kebesaran dan kebudayaan Keraton Yogyakarta. Dengan arsitektur khas Jawa yang diperkaya pengaruh Hindu-Buddha serta sentuhan kolonial, bangunan ini mencerminkan kejayaan budaya keraton. Hingga kini, Bangsal Kencana tetap menjadi saksi berbagai acara adat dan prosesi penting dalam kehidupan kerajaan Yogyakarta.